PHYSICAL THERAPY
Minggu, 21 Desember 2014
Sabtu, 13 Desember 2014
TENS
TENS
merupakan singkatan dari Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation yang
jika diartikan dalam bahasa indonesia berarti Stimulasi Syaraf dengan Listrik
melalui kulit. TENS merupakan salah satu metode untuk menghilangkan rasa nyeri.
Alat yang digunakan secara umum terdiri dari sumber pembangkit listrik dengan
energi yang berasal dari baterai, beberapa kabel penghubung dan elektrode.
Terapi menggunakan TENS
dilakukan dengan cara meletakkan elektrode yang terhubung dengan sumber energi
pada kulit baik di area nyeri atau area yang lain di sepanjang jalur perjalanan
syaraf. Elektrode akan mengeluarkan aliran listrik dengan daya sebesar mili
ampere. Mekanisme kerja TENS dalam mengurangi rasa nyeri masih menjadi
perdebatan para ahli. Dua mekanisme yang paling mungkin adalah sensasi yang
ditimbulkan dari stimulasi listrik pada serabut syaraf yang terletak di kulit
akan menutupi sensasi nyeri yang hendak dikirimkan ke otak melalui serabut
syaraf tersebut. Mekanisme yang kedua adalah rangsangan listrik pada kulit dan
serabut syaraf akan menyebabkan tubuh mengeluarkan zat endorphin. Endorphin
merupakan zat yang menyerupai morphine tetapi diproduksi secara alami oleh
tubuh. Mekanisme ini juga terjadi pada terapi seperti akupuntur, pemijatan,
kerok dan lain-lain.
Pada
akhir-akhir ini, terapi TENS mulai banyak digunakan di masyarakat untuk
menghilangkan berbagai rasa nyeri. Penggunakan paling sering adalah pada nyeri
pinggang bawah. Pada cedera olahraga, terapi TENS juga mulai mendapatkan tempat
bagi rehabilitasi cedera seorang atlet. Alasan yang paling utama adalah karena
sedikitnya resiko terjadi efek samping jika digunakan pada jangka waktu yang
lama. Terapi TENS tidak menyebabkan ketergantungan, tidak menyebabkan rasa
kantuk dan tidak menyebabkan gangguan organ seperti halnya obat-obatan jika
digunakan jangka panjang. Namun terapi ini tetap memiliki kekurangan yang harus
tetap menjadi perhatian. Karena menggunakan stimulasi listrik maka tidak boleh
digunakan pada pasien yang memiliki alat pacu jantung. Efek samping yang paling
sering pada terapi TENS adalah iritasi pada jaringan kulit tempat menempelnya
elektrode.
Berkaitan dengan penanganan
cedera olahraga, terapi TENS sangat cocok diberikan pada olahragawan berusia
lanjut. Pemberian terapi TENS akan menjadi maksimal jika dilakukan di klinik
dengan pengawasan dokter rehabilitasi medik. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal terapi TENS biasanya akan dikombinasi dengan terapi-terapi yang lain.
Hal ini juga bermanfaat untuk mengurangi resiko efek samping jika hanya
menggunakan satu macam metode saja.
Selasa, 02 Desember 2014
SEJARAH FISIOTERAPI
Praktek
fisioterapi atau terapi fisik sudah dimulai sejak abad 2500 SM di China berupa
akupuntur dan berbagai teknik manual therapy. Penggunaan fisioterapi
juga sudah tercatat dalam "Ayurveda" yang merupakan suatu
sistem kedokteran paling tua dan sampai sekarang masih dipraktekkan dan diakui
oleh India sebagai bagian dari sistem kesehatan negara. Pada kedokteran barat,
tercatat pada tahun 460 SM, Hippocrates sudah menggambarkan massage dan hydrotherapy
sebagai alternatif penyembuhan berbagai penyakit.
Dokter
seperti Hypocrates dan Hector dipercaya sebagai yang pertama melakukan
fisioterapi yang primitive, menyarankan pemijatan (Hipocrates) dan Hydroterapi
(Hector) pada masyarakat zaman 460 SM. Dokumentasi paling awal mengenai praktek
fisioterapi yang professional, bagaimanapun kembali ke tahun 1894 ketika empat
perawat di Inggris membentuk Chartered Society of Physioterapy. Negara- negara
lain segera mengikukti dan memulai program pelatihan formal, seperti Sekolah
Physiotherapy di Universitas Otago di New Zeeland di tahun 1913 , dan di
Amerika tahun 1914 di Reed College, Portland, Oregon
Penelitian
mendukung tersebarnya fisioterapi. Penelitian pertama Fisioterapi di publikasikan
pada Maret 1921 dalam PT (Physiotherapy) review.
Pada tahun yang sama Mary McMillan membentuk
Physical Therapy association (sekarang disebut American Physical Therapy
Association-APTA) di tahun 1924 , Georgia Warm Springs Foundation mempromosikan
fisioterapi sebagai perawatan terhadap penyakit polio. perawatan sampai tahun
1940 terutama semata terdiri dari latihan,pijatan, dan traksi. Prosedur
manipulatif pada tu;ang belakang dan sendi ekstremitas mulai untuk
dipraktekkan, terutama di negara-negara persemakmuran Inggris, pada awal
1950-an. Pada dekade berikutnya, fisioterapis memulai berherak ke praktik
diluar rumah sakit, ke pasien rawat jalan klinik bedah tulang, sekolah negeri,
universitas, pengaturan berkenaan dengan geriatri ( fasilitas keterampilan
merawat), pusat rehabilitasi, rumah sakit,dan pusat medis. Spesialisasi untuk
fisioterapi di US terjadi tahun 1974, pada bidang Orthopedic dari APTA untuk
fisioterapis yang mengkgususkan spesialisasi di Orthopedic.
Di tahun yang sama , International Federation
of Orthopedic Manipulative Therapy dibentuk, yang telah memainkan suatu peran
penting di dalam mempercepat therapy manual yang diseluruh dunia yang pernah
ada, Sampai saat ini fisioterapi terbagi ke beberapa bidang spesialisasi karena
ilmunya yang luas spesialisasi itu meliputi cardiopulmonary,
geriatri,neurogical,ortopedik, pediatri, dan integrumen.
Arti
istilah fisioterapi diseluruh dunia sangan beraneka ragam, tiap negara mencoba
menggali jati diri profesi Fisioterapi menurut pemahaman masing-masing,
sementara definisi fisioterapi koncensional yang masih menganggap ilmu dan seni
pengobatan dengan memakai sumber fisis sudah tidak relevan lagi, Istilah
Fisioterapi merupakan istilah asing yang telah di Indonesia-kan bukan
diterjemahkan aslinya dari kata Physical Therapy(negara - negara Amerika) ,
Fisioterapi ( Indonesia),Physiotherapy (negara Eropa), Fysiotherapie ( Belanda
) adalah istilah-istilah yang pada hakekatnya sama mempunyai nilai nilai,
konsep, paradigma, yang bersifat universal. Untuk menjaga kesamaan tersebut,
Indonesia tidak menterjemahkan istilah tersebut menjadi terapi fisik, bahkan di
Malaysia yang tadinya disebut " Juru Pulih Anggota" telah kembali
kepada istilah Physiotherapy , demikian pula orang yagn telah berhak menjalankan
pekerjaan Fisioterapi disebut Fisioteapis, Physioterapist, Physical Therapist,
Fysioterapuet. Profesi fisioterapi telah berkembang demikian pesat di dunia,
bahkan Fisioterapi merupakan salah satu dari 10 besar profesi yang berkembang
di Amareika dalam dekade ini, setelah para pakar Fisioterapi dunia menggali
jati diri ini menjadi konsep Fisioterapi baik apa itu Fisioterapi , apa itu
fisioterapis, bagaimana pola pelayanannya, pola pendidikan serta bagaimana
otonomi Fisioterapi sebagai suatu profesi. Karena perkembangan yang begitu
cepat tersebut baik dalam perkembangan pelayanan mauoun dalam keilmuan serta
perkembangan tuntutan masyarakat, ekonomi dan efisiensi dan lain sebagainya,
setiap mencoba mencari jati diri yang tepat memungkinkan untuk berkembang sesuai
dengan kaidah kaidah jari diri profesi fisioterapi. Indonesia dalam kongres
nasional Ikatan Fisioterapi Indonesia VI di Solo tahun 1992 menyepakati suatu
paradigma baru Fisioterapi yang dibangun dari falsafah - falsafah yang diyakini
kebenarannya. Beberapa pakar dunia mencoba membuat definisi profesi fisioterapi
yang pendekatan sisitematis baik menurut teori kajian falsafat ilmu maupun
melihat dari perkembangan tuntuttan dan kebutuhan masyarakat masing masing
negara. Keanekaragaman penggambaran fisioterapi ini merupakan issue yang
mengemuka dalam kongres/general assemblu WCPT XII tahun 1991 di London yang
kemudian membuat kelompok kerja untuk menyusun Draft Description of Physical
Therapy. Demikian pula negara - negara lain, masing masing mencoba merumuskan
definisi Fisioterapi se dunia ( World Confederation for Physical Therapy) XII
di Washington DC Juni 1995 memutuskan jati diri Disiterapi yang berlaku di
seluruh dunia. Bahkan keputusan-keputusan tersebut disertai suatu deklarasi
yang berisikan pronsip -prinsip fisioterapi serta pernyataan posisi (
Declaration of Principle and Position Statement yang memungkinkan disioterapi
berkembang secara cepet di seluruh Dunia. SEJARAH FISIOTERAPI
INDONESIA Fisioterapi di Indonesia pada awalnya merupakan satu profesi
(lebih tepatnya satu vokasi) kesehatan. Dimulai dari didirikannya Sekolah
Perawat Physiotherapy di Solo tahun 1956 oleh Bapak Fisioterapi Indonesia
Prof.dr. Soeharso (Alm). Beliau juga merupakan pioneer dalam keahlian bidang
orthopedi melalui pendirian lembaga Orthopedi dan Prothese Solo. Lembaga ini
merintis penanganan awal dari upaya rehabilitasi medik penderita cacat tubuh
terutama pada cacat veteran korban revolusi fisik 1945 dan cacat anak akibat
polio myelitis yang pada saat itu banyak terjadi. Baik untuk pelayanan pra
bedah dan pasca bedah orthopedi jasa pelayanan fisioterapi sangat
diperlukan.
Langganan:
Postingan (Atom)